Saturday, July 30, 2011

Mohon Maaf dan ramadhan???

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Adakah riwayat yang menceritakan seperti di bawah ini:
Marhaban Ya Ramadhan, Do’a Malaikat Jibril adalah sbb:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut: Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada); Tidak berma’afan terlebih dahulu antara suami istri; Tidak berma’afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya. Dan barang siapa yang menyambut bulan Ramadhan dengan suka cita , maka diharamkan kulitnya tersentuh api neraka.
Mohon maaf atas kesalahan yang pernah diperbuat, diucapkan, atau diniatkan
Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين و صلى الله و سلم و بارك على نبينا محمد و آله وصحبه أجمعين

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

« أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ ». رواه النسائي

Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allah telah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya, dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka jahim serta dibelenggu pemimpin-pemimpin setan, di dalamnya Allah mempunyai satu malam yang lebih baik dari seribu bulan siapa yang dihalangi untuk mendapatkan kebaikannya maka ia telah benar-benar dihalangi dari kebaikan“. Hadits riwayat An Nasai dan dishahihkan di dalam kitab Shahih At Targhib Wa At Tarhib.
Dari hadits ini, bisa diambil kesimpulan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan kabar gembira kepada kaum muslimin tentang datang suatu bulan yang penuh berkah yaitu bulan Ramadhan.
Adapun untuk meminta maaf khusus menjelang bulan Ramadhan, maka tidak didapatkan riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ataupun riwayat-riwayat dari para shahabat, jadi yang lebih baik dan seharusnya, kita mencukupkan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, karena itu yang paling baik dan paling sempurna.
Seseorang harus tidak berani untuk menganjurkan umat ini akan suatu perkara yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam padahal beliau shallallahu ‘alaihi wasallamsangat mampu untuk mengerjakannya dan tidak ada penghalang untuk mengerjakan hal itu, apa lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendapati bulan Ramadan selama hiduap beliau sebanyak 8/9 kali dan selama itu tidak ada riwayat beliau menganjurkan untuk meminta maaf baik antara sesama muslim atau orang tua atau suami istri menjelang bulan Ramadhan. Ini adalah jawaban untuk pertanyaan pertama.
Tapi perlu diingat baik-baik, Islam mengajarkan bahwa siapapun yang mempunyai kesalahan terhadap orang lain, pernah menyakiti atau menzhalimi orang lain, maka bersegeralah meminta halal dan maaf dan jangan menunggu nanti penyelesaiannya di hadapan Allah Ta’ala. Karena nanti di hadapan-Nya yang ada hanyalah; “Terimalah ini pahala saya”, atau “Terimalah dosa orang yang pernah kamu zhalimi”, tidak ada emas dan perak untuk menyelesaikannya!

عنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ شَىْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ » .

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallambersabda: “Siapa yang pernah mempunyai kezhaliman terhadap seseorang, baik terhadap kehormatannya atau apapun, maka minta halallah darinya hari ini!, sebelum tidak ada emas dan perak, (yang ada adalah) jika dia mempunyai amal shalih, maka akan diambil darinya sesuai dengan kezhalimannya, jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka akan diambilkan dosa lawannya dan ditanggungkan kepadanya”. Hadits riwayat Bukhari.
Sedangkan untuk permasalahan meminta maaf ketika ‘iedul fithri: mari kaum muslim untuk melihat beberapa riwayat dan perkataan para ulama:
Imam Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, seorang ulama hadits dan besar madzhab syafi’iyyah berkata:

وروينا في المحامليات بإسناد حسن عن جبير بن نفير قال كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم إذا التقوا يوم العيد يقول بعضهم لبعض تقبل الله منا ومنك

“Diriwayatkan kepada kami di dalam kitab Al Muhamiliyat, dengan sanad yang hasan (baik) dari Jubair bin Nufair, beliau berkata: “Senantiasa para shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika bertemu pada hari ‘ied, sebagian mereka mengatakan kepada yang lain: “Taqabbalallahu minna wa minka” (semoga Allah menerima amal ibadah dari kita dan dari anda). lihat kitab Fath Al Bari 2/446
Dan Ibnu Qudamah (seorang ahli fikih dari madzhab hanbali) rahimahullah menukilkan dari Ibnu ‘Aqil tentang memberikan selamat pada hari ‘ied, bahwasanya Muhammad bin Ziyad berkata: “Aku bersama Abu Umamah Al Bahili (seorang shahabat nabi) radhiyallahu ‘anhu dan selainnya dari para shahabat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka jika pulang dari shalat ‘ied berkata kepada sebagian yang lain: “Taqabbalallahu minna wa minka”. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullahberkata: “sanad hadits Abu Umamah adalah sanad yang baik,dan Ali bin Tsabit berkata: “Amu telah bertanya kepada Malik bin Anas rahimahullah akan hal ini dari semenjak 35 tahun yang lalu, beliau menjawab: “Masih saja kami mengetahui akan hal itu dilakukan di kota Madinah”. Lihat Kitab Al Mughni 3/294.
Dan Imam Ahmad rahimahullah: “Tidak mengapa seseorang mengatakan kepada orang lain pada hari ‘ied: “Taqabbaalallahu minna wa minka”.
Harb berkata: “Imam Ahmad rahimahullah ditanya tentang perkataan orang-orang di hari ‘ied (‘iedul fithri atau ‘iedul adhha) “Taqabbalallahu minna wa minkum, beliau menjawab: tidak mengapa akan hal tersebut orang-orang syam meriwayatkan dari shahabat nabi Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu. lihat kitab Al Mughni 3/294
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Adapun memulai mengucapkan selamat pada hari ‘ied adalah bukan merupakan sunnah yang diperintahkan dan juga bukan sesuatu yang dilarang, maka barangsiapa yang melakukannya ia mempunyai pekerjaan yang dijadikan sebagai tauladan dan kalau ada yang meninggalkan ia juga mempunyai orang yang dijadikan sebagai teladan. wallahu a’lam”. lihat kitab Majmu’ Al Fatawa 24/253
Dari penjelasan di atas semoga bisa dipahami bahwa mengkhususkan meminta maaf pada hari ‘ied bukan merupakan pekerjaan para shahabat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam radhiyallahu ‘anhum, akan tetapi yang mereka lakukan adalah mendoakan satu dengan yang lainnya sebagaimana penjelasan di atas dan ini yang paling baik dilakukan oleh kaum muslimin (ini untuk jawaban kedua).
terakhir saya akan sebutkan sebuah perkataan indah dari Abdullah bin Mas’ud (seorang shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) radhiyallahu ‘anhu:

عن ابن مسعود – رضي الله عنه – قال : «مَن كانَ مُسْتَنًّا ، فَلْيَسْتَنَّ بمن قد ماتَ ، فإنَّ الحيَّ لا تُؤمَنُ عليه الفِتْنَةُ ، أولئك أصحابُ محمد – صلى الله عليه وسلم – ، كانوا أفضلَ هذه الأمة : أبرَّها قلوبًا ، وأعمقَها علمًا ، وأقلَّها تكلُّفًا ، اختارهم الله لصحبة نبيِّه ، ولإقامة دِينه ، فاعرِفوا لهم فضلَهم ، واتبعُوهم على أثرهم ، وتمسَّكوا بما استَطَعْتُم من أخلاقِهم وسيَرِهم ، فإنهم كانوا على الهُدَى المستقيم».

Artinya: ” Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Barangsiapa yang bersuri tauladan maka hendaklah bersuri tauladan dengan orang yang sudah meninggal, karena sesungguhnya orang yang masih hidup tidak aman dari tertimpa fitnah atasnya, merekalah para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka adalah orang-orang yang termulia dari umat ini, yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya dan paling sedikit untuk berbuat yang mengada-ngada, Allah telah memilih mereka untuk bershahabat dengan nabiNya, untuk menegakkan agamaNya, maka ketauhilah keutamaan mereka yang mereka mililki, ikutilah jalan-jalan mereka, dan berpegang teguhlah semampu kalian akan budipekertibudi pekerti mereka dan sepak terjang mereka, karena sesungguhnya mereka diatas petunjuk yang lurus”.diriwayatkan dengan sanadnya oleh Ibnu Abdil Barr di dalam Kitab Jami’ bayan Al ‘Ilmi wa Ahlih (2/97) dan disebutkan oleh Ibnu Atsir di dalam Jami’ Al Ushul Fi Ahadits Ar Rasul (1/292).
Dengan nama-nama Allah Yang Husna dan sifat-sifat-Nya yang ‘Ulya, semoga Allah Azza wa Jalla memberikan taufik-Nya kepada kita dan seluruh kaum muslim, untuk benar-benar berpuasa karena keimanan dan mengharapkan pahala dari-Nya. Allahumma amin. wallahu a’lam
Ditulis oleh: Ahmad Zainuddin
Kamis, 20 Sya’ban 1432 Dammam KSA.

RM3000 Dah cukup?

http://azhargd.blogspot.com

Oh! Itu pun kalau gaji RM3000

Wednesday, July 27, 2011

Tentang Solat Tarawih

Oleh : Ustaz Mohd Khafidz bin Soroni (Jabatan Hadith KUIS)

Suatu masa dahulu hadith tentang kelebihan solat tarawih yang diriwayatkan dari Sayyidina ’Ali RA cukup popular. Barangkali kerana tersebarnya kitab Durrah al-Nasihin dan terjemahan Melayunya yang memuatkan hadith tersebut di dalamnya.

Antara teksnya; daripada Sayyidina Ali RA beliau telah menanyakan kepada Rasulullah SAW tentang fadhilat Solat Tarawih pada bulan Ramadhan. Jawab Rasulullah SAW tentang fadhilat tarawih sebagai berikut, mulai dari malam pertama sampai malam 30 Ramadhan:

1. Malam Pertama: Diberi balasan seperti bayi baru dilahirkan.
2. Malam Kedua: Diampuni Allah dosanya dan bagi ibu-bapanya jika keduanya mukmin.
3. Malam Ketiga: Diseru oleh malaikat di bawah Arasy dan dengan solat tersebut diampuni Allah dosanya yang telah lalu.
4. Malam Keempat: Dibalas Allah seperti membaca kitab Taurat, Injil, Zabur, dan Quran.
5. Malam Kelima: Kemudian dikurniai Allah seolah-olah sembahyang di Masjidil Haram, Masjid Madinah, dan Masjidil Aqsa.
6. Malam Keenam: Dikurnia Allah seolah-olah dia tawaf di Baitul Makmur dan dipintakan ampun oleh segala batu dan pasir.
7. Malam Ketujuh: Dikurniai Allah seolah-olah ia berjumpa dengan Nabi Musa AS dan membantu Musa melawan Fir’aun dan Haman...
8. ... demikian seterusnya hingga akhir malam ke-30.

Pengarang Durrah al-Nasihin hanya menyebut sumber petikannya daripada kitab Majalis. Bagaimanapun, hadith ini adalah hadith palsu, malah tiada sumber asal yang muktamad bagi hadith ini sebagaimana yang disebutkan oleh pakar-pakar hadith. Antaranya seperti yang disebut oleh Dr. Ahmad Lutfi Fathullah dalam tesisnya (Ph.D.), Takhrij Hadith-hadith Durrah al-Nasihin. Dalam Fatwa Mufti Kerajaan Brunei (1999) juga menyatakan ianya tiada di dalam kitab-kitab Ahlus Sunnah, namun ada diriwayatkan seumpamanya di dalam kitab-kitab Syiah seperti kitab Bihar al-Anwar oleh al-Majlisi dan Wasa’il al-Syi’ah oleh al-Hurr al-’Amili. Dan rujukan mereka tidak dapat dipegang oleh kita.

Maka bagi menggantikan hadith palsu tersebut saya telah menemukan empat buah hadith yang sabit mengenai kelebihan solat tarawih ini. Iaitu sepertimana berikut;

1. Diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu.


عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يرغب في قيام رمضان من غير أن يأمرهم بعزيمة ثم يقول : من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه. رواه البخاري ومسلم وأبو داود والترمذي والنسائي.
Terjemahan;
Daripada Abu Hurairah RA katanya: Rasulullah SAW pernah menggalakkan sahabatnya berqiam Ramadhan tanpa menyuruh mereka dengan kesungguhan (yang menunjukkan wajib), kemudian sabdanya: “Barangsiapa yang berqiam Ramadhan dengan penuh keimanan dan ihtisab (mengharapkan redha dan ganjaran Allah) akan diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu”.
(HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, al-Tirmizi dan al-Nasa’i)

2. Kembali sepertimana hari ibunya melahirkannya.

حديث عبد الرحمن بن عوف: من صامه وقامه إيمانا واحتسابا خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمه. رواه النسائي في الكبرى (11،295) والصغرى (2199)، وأحمد (1618، 1645) وابن خزيمة (2015) وابن ماجه (1331) والبيهقي في الشعب (3462).

Terjemahan;
Daripada ‘Abdur Rahman bin ‘Awf, sabda Nabi SAW: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dan berqiam Ramadhan dengan penuh keimanan dan ihtisab, ia akan keluar daripada dosa-dosanya sepertimana hari ibunya melahirkannya”.
(HR al-Nasa’i, Ahmad, Ibn Khuzaimah, Ibn Majah dan al-Bayhaqi)

3. Ditulis dari kalangan para siddiqin dan syuhada’.


عن عمرو بن مرة الجهني رضي الله عنه قال : جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله، أرأيت إن شهدت أن لا إله إلا الله وأنك رسول الله وصليت الصلوات الخمس وأديت الزكاة وصمت رمضان وقمته، فممن أنا ؟ قال : من الصديقين والشهداء. رواه البزار وابن خزيمة وابن حبان في صحيحيهما واللفظ لابن حبان.

Terjemahan;
Daripada ‘Amru bin Murrah al-Juhani RA katanya: Datang seorang lelaki kepada Nabi SAW lalu katanya: Wahai Rasulullah, apakah pendapat tuan sekiranya saya bersaksi bahawa tiada tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya tuan adalah utusan Allah, dan saya bersolat lima waktu, menunaikan zakat serta berpuasa bulan Ramadhan dan berqiam Ramadhan, maka dari golongan siapakah saya ini? Jawab baginda: ”Dari kalangan para siddiqin dan syuhada’”.
(HR al-Bazzar, Ibn Khuzaimah dan Ibn Hibban)

4. Ditulis baginya pahala seumpama berqiamullail.



حديث أبي ذر : من قام مع الإمام حتى ينصرف كتب له قيام ليلة. رواه الترمذي وقال : هذا حديث حسن صحيح -791.

Terjemahan;

Hadith Abu Zar RA, sabda Nabi SAW: “Barangsiapa berqiam (Ramadhan) bersama-sama imam sehingga ia selesai, akan ditulis baginya (ganjaran) seumpama berqiamullail”.
(HR al-Tirmizi)

Demikianlah fadhilat-fadhilat yang besar bagi orang yang mengerjakan solat tarawih ini. Kelebihan-kelebihan tersebut tidak tertentu pada malam tertentu sahaja, bahkan ianya adalah umum bagi solat tarawih sepanjang bulan Ramadhan. Semuanya dapat diperolehi dengan kemurahan rahmat Allah Taala bagi mereka yang bersungguh-sungguh mengerjakannya. Mudah-mudahan fadhilat-fadhilat solat tarawih ini dapat tersebar secara lebih luas menggantikan hadith palsu mengenainya.

Tuesday, June 21, 2011

Bicara seorang wanita Tua

Wanita Tua Yang Berbicara Hanya Menggunakan Ayat-ayat Al-Qur’an

Bismillahirrahmanirrahim.....
Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta’ala :
Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah ke makam Rasulullah saw. Ketika saya berada disuatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian hitam yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudah tua. Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog dengannya beberapa minit.
Dalam dialog tersebut wanita tua itu, setiap kali menjawab pertanyaan Abdulah bin Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an. Walaupun jawapannya tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan, karena tidak terlepas dari konteks pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Abdullah : “Assalamu’alaikum warahmatu Allahiwabarakaatuh.”
Wanita tua :
Ucapan salam sejahtera dari Tuhan Yang Maha Mengasihani. (Yaa Siin 56)
Abdullah : Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?”
Wanita tua :
Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya. (Al-A’raaf 186)
Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.
Abdullah : “Kemana anda hendak pergi?”
Wanita tua :
Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya di waktu malam dari Masjid Al-Haraam (di Makkah) ke Masjid Al-Aqsa (di Palestin). (Al-Israa’ 1)
Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji dan hendak menuju ke masjidil Aqsa.
Abdullah : “Sudah berapa lama anda berada di sini?”
Wanita tua :
Selama tiga malam dalam keadaan sihat. (Maryam 10)
Abdullah : “Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?”
Wanita tua :
Dialah Allah pemberi aku makan dan minum. (Asy-Syu’araa’ 79)
Abdullah : “Dengan apa anda melakukan wudhu?”
Wanita tua :
Bila tiada air maka hendaklah kamu bertayamum dengan tanah, debu yang bersih. (Al Maaidah 6)
Abdulah : “Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya?”
Wanita tua :
Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam, maghrib. (Al- Baqarah 187)
Abdullah : “Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?”
Wanita tua :
Dan berpuasa itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui. (Al- Baqarah 184)
Abdullah : “Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?”
Wanita tua :
Tiada satu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada Raqib Atid. (Qaaf 18)
Abdullah : “Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap seperti itu?”
Wanita tua :
Jangan kamu ikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung jawabkan. (Al-Israa’ 36)
Abdullah : “Saya telah berbuat salah, maafkan saya.”
Wanita tua :
Pada hari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah telah mengampuni kamu dan Dia lah jua Yang Maha Mengasihani daripada segala yang lain yang mengasihani. (Yusuf 92)
Abdullah : “Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini untuk melanjutkan perjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang di depan.”
Wanita tua :
Dan apa jua kebaikan yang kamu kerjakan adalah diketahui oleh Allah. (Al-Baqarah 197)
Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata :
Wanita tua :
Katakanlah pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka. (An-Nuur 30)
Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilakan ia mengendarai untaku.
Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya, karena unta itu terlalu tinggi baginya. Wanita itu berucap lagi.
Wanita tua :
Apa saja yang menimpa kamu disebabkan perbuatanmu sendiri. (Asy-Syuura 30)
Selesai mengikat unta itu saya pun mempersilahkan wanita tua itu naik.
Wanita tua :
Maha Suci Tuhan yang telah memudahkan kenderaan ini untuk kami, sedang kami sebelum itu tidak terdaya menguasainya , Dan sesungguhnya kepada Tuhan kamilah, kami akan kembali. (Az-Zukhruf 13-14)
Sayapun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat kencang. Wanita tua itu berkata lagi.
Wanita tua :
Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu. (Luqman 19)
Lalu aku jadikan unta itu jalan dengan perlahan, sambil mendendangkan beberapa syair
Wanita tua :
Bacalah apa-apa yang mudah dari Al-Qur’an. (Al-Muzzammil 20)
Abdullah : “Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak.”
Wanita tua :
Dan tidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu. (Al- Baqarah 269)
Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya.
Abdullah : “Apakah anda mempunyai suami?”
Wanita tua :
Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan menyusahkanmu. (Al Maaidah 101)
Maka aku senyap seketika sehingga berjumpa dengan kafilah di depan kami.
Abdullah : “Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?”
Wanita tua :
Adapun harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia. (Al-Kahf 46)
Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.
Abdullah : “Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?”
Wanita tua :
Dengan tanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk. (Al-Nahl 16)
Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan ibadah haji mengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua ini saya menuju perkemahan.
Abdullah : “Adakah kamu kenal orang yang berada dalam kemah ini?”
Wanita tua :
Kami jadikan ibrahim itu sebagai yang nabi yang dikasihi. (An-Nisaa’ 125)
Dan Allah berkata-kata kepada Musa. (An-Nisaa’ 164)
Wahai Yahya pelajarilah kitab itu bersungguh-sungguh. (Maryam 12)
Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka keluarlah anak-anak muda yang bernama tersebut. Wajah mereka tampan dan ceria, seperti bulan yang baru muncul. Setelah tiga anak ini datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah wanita itu.
Wanita tua :
Maka suruhlah salah seorang dari kamu pergi ke kota dengan membawa wang perak ini, dan carilah makanan yang lebih baik agar ia membawa makanan itu untukmu. (Al-Kahf 19)
Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan, lalu menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu berkata :
Wanita tua :
Makan dan minumlah kamu dengan sedap, sebab amal-amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu.(Al-Haaqqah 24)
Abdullah : “Makanlah kalian semuanya makanan ini. Aku belum akan memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini sebenarnya.”
Ketiga anak muda ini secara serempak berkata :
“Beliau adalah orang tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an, hanya karena bimbang tersalah bicara.”
Lalu Abdullah bin Mubarak berkata Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya dan berkata:
Yang demikian ialah limpah kurnia Allah, diberikanNya kepada sesiapa yang dikehendakiNya; dan Allah sememangnya mempunyai limpah kurnia yang besar. (Al-Hadiid 21)
Dipetik dari kitab : KaifaTahfazul Quran ( DR Mustafa Murad )
Sumber: http://bit.ly/bh9nMf

Tafsir surah al fatihah 1&2

Monday, June 20, 2011

Gerhana Bulan 16 Juna 2011


 Castle del ovo in Naples Itali
 Colosseum Rom
 East of Beirut

 Hercules
 Frankfurt
 Macedonia
Belgrade


Moscow

Malta
Multan Pakistan


Sunday, May 15, 2011

Surah Al Luqman








Tafsir Surah Luqman ( 31: 1-34 )


Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani.

1. Alif, Laam, Miim.

2. Ini ialah ayat-ayat Kitab (Al-Quran) yang mengandungi hikmat-hikmat dan kebenaran yang tetap kukuh,

3. Menjadi hidayat petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang sedia mengerjakan amal-amal yang baik

4. Iaitu orang-orang yang mendirikan sembahyang dan memberi zakat, serta mereka yakin tentang adanya hari akhirat.

5. Mereka itulah yang tetap mendapat hidayat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang berjaya.

6. Dan ada di antara manusia: Orang yang memilih serta membelanjakan hartanya kepada cerita-cerita dan perkara-perkara hiburan yang melalaikan; yang berakibat menyesatkan (dirinya dan orang ramai) dari agama Allah dengan tidak berdasarkan sebarang pengetahuan dan ada pula orang yang menjadikan agama Allah itu sebagai ejek-ejekan; merekalah orang-orang yang akan beroleh azab yang menghinakan.

7. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, berpalinglah dia dengan angkuhnya, seolah-olah ada penyumbat pada kedua telinganya; maka gembirakanlah dia dengan balasan azab yang tidak terperi sakitnya.

8. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka akan beroleh Syurga yang penuh dengan berbagai nikmat;

9. Kekallah mereka di dalamnya. Demikian dijanjikan Allah (janji yang tetap benar) dan Dialah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.

10. Dia menciptakan langit dengan tidak bertiang sebagaimana yang kamu melihatnya; dan Dia mengadakan di bumi gunung-ganang yang menetapnya supaya bumi itu tidak menghayun-hayunkan kamu dan Dia biakkan padanya berbagai jenis binatang; dan Kami menurunkan hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan di bumi berbagai jenis tanaman yang memberi banyak manfaat.

11. Ini (semuanya adalah) ciptaan Allah, maka cubalah kamu tunjukkan kepadaKu apakah yang telah diciptakan oleh makhluk-makhluk yang lain daripadaNya (yang kamu sembah itu)? (Tidak ada sesuatu pun) bahkan orang-orang yang zalim (dengan perbuatan syiriknya) itu berada dalam kesesatan yang jelas nyata.

12. Dan sesungguhnya Kami telah memberi kepada Luqman, hikmat kebijaksanaan, (serta Kami perintahkan kepadanya): Bersyukurlah kepada Allah (akan segala nikmatNya kepadamu) dan sesiapa yang bersyukur maka faedahnya itu hanyalah terpulang kepada dirinya sendiri dan sesiapa yang tidak bersyukur (maka tidaklah menjadi hal kepada Allah), kerana sesungguhnya Allah Maha Kaya, lagi Maha Terpuji.

13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, semasa dia memberi nasihat kepadanya: Wahai anak kesayanganku, janganlah engkau mempersekutukan Allah (dengan sesuatu yang lain), sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman yang besar.

14. Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya) dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima balasan).

15. Dan jika mereka berdua mendesakmu supaya engkau mempersekutukan denganKu sesuatu yang engkau dengan fikiran sihatmu tidak mengetahui sungguh adanya maka janganlah engkau taat kepada mereka dan bergaullah dengan mereka di dunia dengan cara yang baik dan turutlah jalan orang-orang yang rujuk kembali kepadaKu (dengan tauhid dan amal-amal yang soleh). Kemudian kepada Akulah tempat kembali kamu semuanya, maka Aku akan menerangkan kepada kamu segala yang kamu telah kerjakan.

16. (Luqman menasihati anaknya dengan berkata): Wahai anak kesayanganku, sesungguhnya jika ada sesuatu perkara (yang baik atau yang buruk) sekalipun seberat bijih sawi serta ia tersembunyi di dalam batu besar atau di langit atau pun di bumi, sudah tetap akan dibawa oleh Allah (untuk dihakimi dan dibalasNya); kerana sesungguhnya Allah Maha Halus pengetahuanNya; lagi Amat Meliputi akan segala yang tersembunyi.

17. Wahai anak kesayanganku, dirikanlah sembahyang dan suruhlah berbuat kebaikan, serta laranglah daripada melakukan perbuatan yang mungkar dan bersabarlah atas segala bala bencana yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah dari perkara-perkara yang dikehendaki diambil berat melakukannya.

18. Dan janganlah engkau memalingkan mukamu (kerana memandang rendah) kepada manusia, dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong; sesungguhnya Allah tidak suka kepada tiap-tiap orang yang sombong takbur, lagi membanggakan diri.

19. Dan sederhanakanlah langkahmu semasa berjalan, juga rendahkanlah suaramu (semasa berkata-kata), sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keldai.

20. Tidakkah kamu memperhatikan bahawa Allah telah memudahkan untuk kegunaan kamu apa yang ada di langit dan yang ada di bumi dan telah melimpahkan kepada kami nikmat-nikmatNya yang zahir dan yang batin? Dalam pada itu, ada di antara manusia orang yang membantah mengenai (sifat-sifat) Allah dengan tidak berdasarkan sebarang pengetahuan atau sebarang petunjuk dan tidak juga berdasarkan mana-mana Kitab Allah yang menerangi kebenaran.

21. Dan apabila dikatakan kepada mereka (yang ingkar): Turutlah akan apa yang telah diturunkan oleh Allah. Mereka menjawab: (Tidak), bahkan Kami hanya menurut apa yang Kami dapati datuk nenek kami melakukannya. Patutkah mereka (menurut datuk neneknya) sekalipun Syaitan mengajak mereka itu (melakukan perbuatan yang menjerumuskan mereka) ke dalam azab api Neraka yang marak menjulang?

22. Dan sesiapa yang berserah diri bulat-bulat kepada Allah (dengan ikhlas) sedang dia berusaha mengerjakan kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada simpulan (tali agama) yang teguh dan (ingatlah) kepada Allah jualah kesudahan segala urusan.

23. Dan sesiapa yang kufur ingkar, maka janganlah engkau (wahai Muhammad) berdukacita tentang kekufurannya itu; kepada Kamilah tempat kembalinya mereka, kemudian Kami akan memberitahu kepada mereka tentang apa yang mereka telah kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akan segala (isi hati) yang terkandung di dalam dada.

24. Kami akan berikan mereka menikmati kesenangan bagi sementara (di dunia), kemudian Kami akan memaksa mereka (dengan menyeretnya) ke dalam azab yang amat berat.

25. Dan sesungguhnya jika engkau (wahai Muhammad) bertanya kepada mereka (yang musyrik) itu: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Sudah tentu mereka akan menjawab: "Allah". Ucapkanlah (wahai Muhammad): "Alhamdulillah" (sebagai bersyukur disebabkan pengakuan mereka yang demikian tidak mengingkari Allah), bahkan kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat tauhid dan pengertian syirik).

26. Allah jua yang memiliki segala yang ada di langit dan di bumi; sesungguhnya Allah Dialah jua Yang Maha Kaya, lagi sentiasa Terpuji.

27. Dan sekiranya segala pohon yang ada di bumi menjadi pena dan segala lautan (menjadi tinta), dengan dibantu kepadanya tujuh lautan lagi sesudah itu, nescaya tidak akan habis Kalimah-kalimah Allah itu ditulis. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.

28. (Bagi Allah Yang Maha Kuasa) soal menciptakan kamu semua (dari tiada kepada ada) dan soal membangkitkan kamu hidup semula sesudah mati, tidak ada apa-apa sukarnya, hanyalah seperti (mencipta dan menghidupkan semula) seorang manusia sahaja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Melihat.

29. Tidakkah engkau memerhatikan bahawa Allah memasukkan malam pada siang dan memasukkan siang pada malam (silih berganti) dan Dia memudahkan matahari dan bulan (untuk faedah makhluk-makhlukNya)? Tiap-tiap satu dari keduanya beredar untuk suatu masa yang telah ditetapkan dan (ingatlah) sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan apa yang kamu lakukan.

30. Bersifatnya Allah dengan penuh kekuasaan dan luas ilmu pengetahuan itu kerana bahawasanya Allah Dialah sahaja Tuhan Yang Sebenar-benarnya dan bahawa segala yang mereka sembah selain dari Allah adalah palsu belaka dan (ingatlah) sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi keadaanNya, lagi Maha Besar (kekuasaanNya).

31. Tidakkah engkau memerhatikan bahawasanya kapal-kapal belayar di laut dengan nikmat kurnia Allah, untuk diperlihatkan kepada kamu sebahagian dari tanda-tanda kemurahanNya? Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan-keterangan dan bukti (untuk berfikir) bagi tiap-tiap (mukmin) yang tetap teguh pendiriannya, lagi sentiasa bersyukur.

32. Dan (orang-orang yang tidak bersifat demikian) apabila mereka dirempuh serta diliputi oleh ombak yang besar seperti kelompok-kelompok awan menyerkup, pada saat itu mereka semua berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan kepercayaan mereka kepadaNya semata-mata. Kemudian bila sahaja Allah menyelamatkan mereka ke darat maka sebahagian sahaja di antara mereka yang bersikap adil (lalu bersyukur kepada Allah serta mengesakanNya) dan sememangnya tiada yang mengingkari bukti-bukti kemurahan Kami melainkan tiap-tiap orang yang bersifat pemungkir janji, lagi amat tidak mengenang budi.

33. Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kamu dan takutilah akan hari (akhirat) yang padanya seseorang ibu atau bapa tidak dapat melepaskan anaknya dari azab dosanya dan seorang anak pula tidak dapat melepaskan ibu atau bapanya dari azab dosa masing-masing sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar, maka janganlah kamu diperdayakan oleh kehidupan dunia dan jangan pula kamu diperdayakan oleh bisikan dan ajakan Syaitan yang menyebabkan kamu berani melanggar perintah Allah.

34. Sesungguhnya di sisi Allah pengetahuan yang tepat tentang hari kiamat dan Dialah jua Yang Menurunkan hujan dan Yang Mengetahui dengan sebenar-benarnya tentang apa yang ada dalam rahim (ibu yang mengandung) dan tiada seseorang pun yang betul mengetahui apa yang akan diusahakannya esok (samada baik atau jahat); dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi negeri manakah dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Amat Meliputi pengetahuanNya. ۞
Firman Allah SWT  pada surah Luqman 13-19 dulu. Kali ini mari kita mengenali siapa Luqman Al Hakim itu. Dipetik dari Ibnu ‘Abbas katanya: “Luqman bukanlah seorang nabi mahu pun raja tetapi beliau hanyalah seorang pengembala ternakan yang berkulit hitam. Lalu Allah telah memerdekakannya dan sesungguhnya Dia redha dengan segala kata-kata dan wasiat Luqman. Maka kerana itu, kisah ini diceritakan di dalam AI-Qur’an agar kita semua dapat mengambil pedoman dan berpegang dengan wasiat-wasiatnya.”
Ibnu Kathir berkata: ‘Ulama’ salaf berselisih pendapat tentang diri Luqman; adakah dia seorang nabi atau pun seorang hamba yang soleh tanpa taraf kenabian? Di antara dua pendapat ini, kebanyakan mereka berpegang dengan pendapat yang kedua.’
Beliau berkata lagi: “Yang masyhur di kalangan Jumhur ulama’ ialah Luqman AI-Hakim; adalah seorang yang bijaksana bertaraf wali dan bukannya seorang nabi. Bukan sedikit ulama’  yang menyatakan tentang perkara ini. Di an tara para ulama’ tersebut ialah seperti Mujahid, Sa’id bin AI-Musayyab dan Ibnu Abbas. Wallahu A’lam.”
Ibnu Kathir ada menyebutkan di dalam kitab sejarahnya: “Beliau ialah Luqman bin Unqaa’ bin Sadam.” Diceritakan dari As­ Suhaili, dari Ibnu Jarir dan AI-Qutaibi: “Beliau ialah Luqman bin Tharan”
Dikatakan bahawa beliau ialah anak kepada AI- Baura’. Ibnu Ishaq ada menyebutkan beliau ialah Luqman bin AI Baura’ bin Tarikh iaitu Aazar Abu Ibrahim AI-Khalil.
Wahab berkata: “Beliau adalah anak saudara perempuan Nabi Ayyub a.s.” Menurut Muqatil pula: “Beliau adalah sepupu Nabi Ayyub a.s.”
Dikatakan, beliau adalah dari kalangan anak Aazar dan telah hidup selama seribu tahun. Sempat hidup bersama .dengan Nabi Daud a.s dan mengambil ilmu darinya. Luqman telah mengeluarkan fatwa sebelum Nabi Daud a.s dibangkitkan dan setelah baginda nabi Daud as diutus kepada umat, beliau berhenti dari mengeluarkan fatwanya lagi. Ibnu Kathir berkata: “Dikatakan, beliau , adalah seorang Qadhi di zaman Nabi Daud a.s. Wallahu A’lam.”
AI-Allahamah AI-Alusy berkata: “Kebanyakan pendapat mengatakan bahawa beliau hidup di zaman Nabi Daud a.s.” Katanya lagi: “Orang juga berselisih pendapat, adakah beliau seorang yang merdeka atau seorang hamba ? Kebanyakan pihak mengatakan beliau adalah seorang hamba Habsyi”
Ibnu Qutaibah berkata: “Luqman adalah seorang hamba Habsyi kepada seorang lelaki dari kalangan bani Israil. Kemudian beliau dibebaskan dan diberikannya harta.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia telah berkata: Rasullullah s.a.w. pernah bersabda:
“Adakah engkau semua tahu siapakah dia Luqman? “Mereka pun menjawab: “Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih tahu.” Baginda bersabda: “Dia adalah seorang Habsyi.” Pendapat yang mengatakan dia adalah seorang habsyi, adalah dari lbnu Abbas dan Mujahid.
As-Suhaili berkata: “Luqman adalah Naubah dari penduduk Ielah ( Sebuah bandar di tepi laut merah )” Demikian juga dipetik oleh Qatadah, dari Abdullah bin Az-Zubair: Aku telah bertanya kepada Jabir bin Abdullah: “Apakah cerita terakhir yang sampai kepadamu tentang perihal diri Luqman? “J abir menjawab: “Dia adalah seorang yang pendek, pesek hidungnya dari keturunan Naubah.” lanya juga sebagaimana yang disebutkan dari Sa’id bin AI­ Musayyab, katanya: “Luqman adalah dari Sudan, Mesir.”
AI-Hassan AI-Basri pula berkata: “Luqman telah membina sebuah singgahsana di Ramlah, Syam. Pada masa itu, tempat tersebut masih lagi belum dibangunkan. Dia berada di sana sehinggalah Ian jut usianya dan meninggal dunia.”
Ibrahim bin Adham berkata: “Aku telah diberitahu bahawa kubur Luqman adalah di antara Masjid Ar-Ramlah dan tempat didirikan pasar pada hari ini.Di tempat tersebut terdapat 70 kubur nabi-nabi  sebelum Luqman.
Dilaporkan, bahawa Luqman adalah seorang mufti sebelum Nabi Daud a.s dibangkitkan. Apabila baginda diutuskan kepada umatnya, Luqman berhenti dari memberikan fatwa. Ada orang bertanyakan; padanya tentang hal itu lalu dia pun berkata: “Adakah aku tidak mahu berhenti apabila aku telah merasa cukup?!! “
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Mujahid: “Beliau adalah seorang Qadhi di kalangan kaum bani Israil di zaman Nabi Daud a.s”
Demikian  putra putri ku ayahnda perkenalkan siapa itu Luqmanal Hakim. Tidak kira siapapun dia, yang penting beliau adalah seorang yang mempunyai hikmah kebijaksanaan. Kata-katanya diberkati Allah dan dirakamkan didalam Al Quran.
Maklumat di atas ayahnda petik secara terpisah-pisah dari tulisan Muhammad Khair Ramadhan Yusuf dalam bukunya Lukman al Hakim

Wednesday, May 11, 2011

Kutipan Batu untuk Jamrah

Soalan 1: Beberapa Permasalahan Mengenai Ibadat Haji: Mengutip Batu Dan Melontar Jamrah

Dengan segala hormatnya sukacita kaola memaklumkan bahawa Jabatan Yrusan Haji terlah menerima pertanyaan-pertanyaan daripada orang ramai yang terdidi daripada kalangan baka-bakal jemaah haji mahupun yang sudah haji semasa kursus ibadah haji yang sedang berjalan ketika ini tentang beberapa permasalahan mengenai ibadah haji khususnya ketika berada di Tanah Suci Makkah. Daripada beberapa permasalahan yang telah ditimbulkan itu terdapat sedikit keraguan berhubung soal hukum dalam masalah berikut:

1. Apakah hukum mengutip anak batu di tempat-tempat lain selain daripada Muzdalifah?

Persoalan ini timbul disebabkan adanya kekhuatiran jemaah haji terhadap pemandu-pemandu bas yang membawa jemaah haji tidak berhenti di Muzdhalifah dan terus masuk ke Mina. Oleh itu ada jemaah yang mengutip batu di ‘Arafah dan Mina.

2. Melontar ketiga-tiga Jamrah di hari-hari Tasyriq pada lontaran yang bukan qadha, bolehkah ianya dilakukan oleh jemaah haji pada sebelah pagi sebelum pagi sebelum tergelincir matahari, khususnya pada jemaah yang melakukan nafar awwal dan juga pada 13 Zulhijjah.

Sebagaimana yang selalu diamalkan oleh jemaah haji Negara Brunei Darussalam, watu melontar ketiga-tiga jamrah di hari-hari tasyriq ialah mulai daripada tergelincir matahari sehingga masuk matahari.

Demikian dihadapkan dua persoalan yang dinyatakan di atas bagi mendapatkan fatwa/hukum serta ketetapan mengenainya.

Jawapan:

الحمد لله الفتاح الوهاب الهادى إلىى الحق والصواب، والصلاة والسلام على رسوله خاتم الأنبياء والرسل، وآله وصحبه أجمعين، وبعد



1. Pada dasarnya tempat mengutip batu untuk keperluan melontar jamrah yang diperkatakan oleh ulama-ulama fiqh mazhab asy-Safike ada dua: tanah haram dan tanah halal. Tanah Haram merangkumi: Muzdalifah, Wadi Muhassar, kawasan kota Mina, kawasan jamrah dan lobang jamrah, serta mana-mana kawasan tanah haram seperti kota Makkah. Manakala tanah halal ialah seluruh kawasan yang berada diluar kawasan tanah haram seperti Padang ‘Arafah, Jeddah dan Brunei Darussalam.

Jika yang diambil kira itu ialah hukum dan afdhaliyyah (keutamaan) melontar, maka caranya adalah seperti berikut:

Sunat:

I. Sunat diamabil di kawasan Muzdalifah untuk lontaran ke jamrah ‘Aqabah sahaja pada Hari Raya (10 Zulhijjah).

Hukum sunat ini berdasarkan hadis:

أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر ابن عباس رضي الله عنهما أن يأخذ الحصى من مزدلفة

( رواه ابن عدي وأحمد والحاكم والنسائي)

Maksudnya: “Bahawasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh Ibnu ‘Abbas Radhiallahu ‘anhuma mengambil anak-anak batu di Muzdalifah.”

(Hadis riwayat Ibnu ‘Adi, Imam Ahmad, al-Hakim dan an-Nasa’i)

II. Sunat diambil di kawasan Wadi Muhassar (yang terletak di antara Muzdalifah dan Mina) atau mana-mana tempat di Kota Mina (termasuk kawasan Jamrah) untuk lontaran ketiga-tiga jamrah pada hari-hari Tasyriq.

Makruh:

I. Makruh diambil dari lobang jamrah atau dari kawasan luar tanah haram seperti padang ‘Arafah, Jeddah dan Brunei Darussalam, dari mana-mana masjid atau dari kawasan najis.

II. Makruh melontarkan batu bernajis

Harus:
I. Tetapi jika yang diambil kira itu ialah tentang sah atau tidaknya lontaran, maka anak-anak batu yang diambil daripada mana-mana tempat tersebut untuk dijadikan batu lontaran ke mana-man jamrah adalah boleh dan lontaran sah serta memadai.

Syeikh Muhammad Thahir bin Abdul Qadir al-Kurdi al-Makki dalam kitabnya Irsyad az-Zumar li Manasik al-Hajj wa al-‘Umrah ‘ala Madzhab al-Imam asy-Syafi’e Rahimahullah Ta’ala ‘anhu berkata:

ويسن أن يكون الحجر بقدر حبة الفول، فلو رمى بأكبر منها أو أصغر كره وأجزاءه، وأن يكون طاهرا، فلو رمى بمتنجس كره وأجزاءه، ويسن غسله إن شك فى طهارته، وأن يأخذ حصى جمرة العقبة ليوم النحر من مزدلفة وهى سبع حصيات. وأما الباقى فيؤخذ من وادى محسر، أو من منى فتحصل السنة الأخذ من كل منهما. ويجوز أخذه من أي موضع، لكن يمره أخذه من الحل أو من المرمى أو من المسجد، أو من موضع النجس، ولو رمى بشئ من ذلك أجزاءه.


Ertinya: “Dan sunat batu itu besar kacang fl, jika yang dilontarkan lebih besar daripadanya atau lebih kecil adalah makruk tetapi lontaran itu sah. Batu itu hendaklah suci, jika yang dilontarkan bernajis adalah makruh tetapi sah, dari itu adalah sunat membasuhnya jika diragukan kebersihannya. Dan hendaklah mengambil batu untuk lontaran jamrah ‘Aqabah pada hari Nahar (10 Zulhijjah) dari Muzdalifah, iaitu sebanyak tujuh biji. Adapun untuk lontaran berikutnya (pada hari-hari Tasyriq) maka diambil dari Wdi Muhassar atau dari Mina, dan sunnah telah tercapai dengan mengambilnya daripada salah satu daripada keduanya. Dan adalah harus mengambilnya dari mana-mana tempat (selain daripada tempat yang disunatkan itu), tetapi makruh diambil dari tanah halal, lobang jamrah, masjid atau tempat najis, tetapi jika batu lontaran yang diambil dari mana-mana tempat ini, lontaran adalah sah dan memadai.” (H.106)

Disimpulkan bahawa mengutip batu di Muzdalifah adalah untuk lontaran Jamrah ‘Aqabah. Manakala selain di Muzdalifah adalah makruh, tetapi hukum makruh ini hanya jika dalam keadan tafarrugh (senang dan mudah). Dan adalah juga hasil sunat bagi lontaran hari-hari Tasyriq dikutip dari Wadi Muhassar atau Mina kecuali lobang Jamrah. Samada untuk lontaran hari Nahar atau hari-hari Tasyriq pula adalah makruh diambil dari lobang Jamrah dan luar tanah haram, tetapi lontaran tetap sah dan memadai.

I. Mengikut pendapat yang mu’tamad melontar ketiga-tiga Jamrah pada hari-hari Tasyriq yang bukan lontaran qadha sebelum gelincir matahari adalah ditegah.

Syeikh Muhammad Thahir bin Abdul Qadir al-Kurdi al-Makki dalam kitabnya Irsyad az-Zumar li Manasik al-Hajj wa al-‘Umrah ‘ala Madzahab al-Imam asy-Syafi’e Rahimahullah Ta’ala ‘anhu berkata:

والمعتمد جواز تدارك الرمى قبل الزوال أو ليلا بخلاف تقديم رمى يوم على زواله فأنه ممتنع.

Ertinya: “Dan yang mu’tamad adalah harus melontar Jamrah sebelum tergelincir matahari atau malam hari bagi mengganti lontaran yang luput, berbeza dengan lontaran untuk hari berkenaan adalah ditegah mendahulukan melontar sebelum matahari tergelincir.” (H.102)

Jika diharuskan melontat sebelum matahari tergelincir pada hari-hari Tasyriq hanya untuk mengganti (mengqadha) lontaran yang luput pada hari itu atau hari-hari yang sebelumnya.

Untuk lebih jelas, sekiranya Jamrah ‘Aqabah tidak dilontar pada hari Nahar, ia boleh diganti dengan melontarnya pada bila-bila masa hari-hari Tasyriq termasuk sebelum matahari tergelincir,begitu juga jika katiga-tiga Jamrah pada hari pertama atau kedua hari Tasyriq tidak dilontar, lontaran boleh diganti pada bila-bila masa pada besok harinya termasuk sebelum matahari tergelincir pada hari-hari Tasyriq hanyalah untuk lontaran qadha dan ganti, dan kesemua lontaran ini adalah sah dan dianggap tunai, serta tidak dikenakan dam (Irsyad az-Zumar: 102)

Adapun amalan melontar Jamrah setelan matahari tergelincir di hari-hari Tasyriq yang selalu dilakukan oleh jemaah haji Negara Brunei Darusallam adalah amalan yang bersesuaian dengan sunnah dan amalan Nabi Shallallahu ‘laihi wasallam berdasarkan hadis Ibnu ;Abbas Radhiallahu ‘anhuma:

رمى رسول الله صلى الله عليه وسلم الجمار حين زالت الشمس

(راه أحمد وابن ماجه والترمذي)

Maksudnya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihu wasallam melontar jamrah-jamrah (jamrah Ula, Wustha dan ‘Aqabah) ketika gelincir matahari.”

(hadis riwayat Imam Ahmad, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi)

Dan hadis ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha:

ان النبي صلى الله عليه وسلم أقام بمكة حتى صلى الظهر ، ثم رجع إلى منى فأقام بها أيام التشريق الثلاث يرمى الجمرة الا ولى إذا زالت الشمس بسبع حصيات يكبر مع كل حصاة
(رواه أبو داود والبيهقي)

Maksudnya: “Bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam tinggal di makah sehingga Baginda sembahyang zuhur, kemudian Baginda kembali semula ke mina, lalu baginda tinggal di mina (di sepanjang) tiga hari Tasyriq (di mana) Baginda melontar jamrah Ula dengan tujuh biji anak-anak batu apabila tergelincir matahari. Setiap kali melontar Baginda bertakbir”
(hadis riwayat Abu Daud dan al- Baihaqi)

Negara asal : Brunei darussalam

Badan yang mengisu fatwa : Jabatan Mufti Kerajaan, Jabatan Perdana Menteri, Negara Brunei Darussalam.
Penulis/Ulama : Author
Tarikh Diisu : 2003

Nota: FATWA MUFTI KERAJAAN BRUNEI 2003

Arafah 1431/2010

Petikan Teks Khutbah Arafah bagi tahun 1431H: 
حجاج بيت الله
Seruan Arafah 1431H kali ini sekali lagi bersuara. Suara yang sentiasa memenuhi jiwa-jiwa yang ingin pulang ke pangkuan Allah Ta'ala dengan seruan menambah ketaqwaan kepadaNya. Hanya taqwa sahajalah merupakan nilaian yang diperakui di sisi Rabb al-Jalil.
Pesanan Luqman al-Hakim kepada anakndanya wajar dijadikan perhatian buat semua dengan katanya: 'Wahai anakku yang dikasihi. Janganlah sekali-kali kamu menanggalkan pakaian taqwa dari tubuhmu. Sekiranya itu berlaku, maka seolah-olah tiada seurat benang pun yang menutupi tubuhmu.'
Justeru, permukiman kita dalam perkhemahan tarbawiyyah dan ibadah teragung warisan Nabi Ibrahim a.s dan Junjungan Mulia Nabi Muhammad s.a.w ini wajib dijadikan peluang yang digunakan sebaik-baiknya untuk menjana iman dan taqwa. 
معاشر الحجاج ضيوف الرحمن رحمكم الله
Ibadah Haji menyaksikan perhimpunan agung manusia dari seluruh pelusuk dunia. Perhimpunan yang mempunyai satu arah dan tujuan. Perhimpunan yang menyaksikan perbezaan darjat yang selama ini dibanggakan manusia, warna kulit yang suka dibeza-beza dan kedudukan serta pangkat yang sentiasa dibanding-banding dan dipuja semuanya menjadi sama, serupa dan tiada berbeza. Kebersamaan inilah yang lahir atas kepatuhan dan ketundukan kepada Yang Maha Esa menjadikan manusia terhimpun menjadi satu. Satu aqidah, satu iman. Satu qiblat dan satu tujuan, Haji yang mabrur menjadi idaman. Menjadi satu umat kepada Nabi Akhir Zaman. Berpegang teguh dengan satu kitab al-Quran. Beramal kukuh dengan sunnah Nabi Junjungan, sehingga mampu menjadi pegangan yang berkekalan untuk dipersembahkan dihadapan al-Rahman pada perhimpunan Mahsyar yang agung kelak.
Sudah jelas lagi nyata kepada kita bahawasanya ajaran Islam adalah sesuatu yang memberi jaminan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya lebih jelas dan nyata lagi bahawasanya ajaran-ajaran, idealism-idealism dan semua yang selain dari agama Islam akan menempah akibat yang buruk bermula dari dunia lagi sebelum akibat yang lebih buruk dan tercela di akhirat sana. Kenyataan dan hakikat inilah mewajibkan diri kita bertambah yakin dengan Islam. Agama yang memacu kebenaran dan keadilan. Agama penyelamat manusia dari kemurkaan Tuhan.
Firman Allah Ta'ala dalam surah Ali I'mran ayat 85 :
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰامِ دِينًۭا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلآخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِين
Maksudnya : "Barangsiapa yang berpegang kepada (ajaran) selain dari Islam (dalam agama dan cara hidup) maka dia tidak akan diterima dan di akhirat nanti akan termasuk di kalangan orang-orang yang rugi."
معاشر الحجاج ضيوف بيت الله رحمكم الله
Dalam kesempatan rehlah imaniyyah (kembara keimanan) yang berkampung di perkampungan maghfirah (keampunan) di Bumi Arafah ini pada saat yang sangat mulia lagi mustajab. Saya ingin mengajak diri saya dan khalayak para jemaah sekelian untuk mendengar wasiat terakhir Bumi Arafah, Khutbah al-Wada' Baginda saw. yang dibacakan di Wadi Uranah di hadapan hampir 124 ribu hingga 144 ribu jiwa manusia pada hari Jumaat tanggal 9 Zulhijjah tahun kesepuluh Hijrah.
Khutbah ini seringkali diulang-ulang pesanannya oleh Rabiah bin Umayyah bin Khalaf dengan penuh bersemangat di bumi Arafah. Dengarlah wahai para Hujjaj sekelian, bingkisan dari Khutbah terakhir ini. Dengarlah dengan iman yang memenuhi setiap pelusuk nurani. Dengarlah agar terjelas olehmu akan maksudnya dan pengajaran darinya. Dengarlah dan hayatilah agar meresap dalam jiwamu yang murni. Dengarlah kini dan murnikan dengan hakikat dan perlaksanaannya bermula di sini dan hendaknya berkekalan setelah pulang dari Kembara Haji ini nanti.
Daripada Jabir bin Abdullah r.a sebagaimana yang termaktub dalam hadith riwayat Imam Muslim no 2137. Bahawasanya Nabi s.a.w bersabda :
1) "Wahai manusia sila dengar apa yang bakal aku perkatakan ini. Aku tidak tahu apakah akan dapat lagi aku bersamamu semua lagi selepas ini, di tempat ini, selepas tahun ini selamanya.
إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ هَذَا فِي بَلَدِكُمْ هَذَا
2) Sesungguhnya darah kamu, harta benda kamu dan kehormatan dirimu telah terpelihara (diharamkan untuk sesiapa pun mengkhianatinya) sebagaimana diharamkan hari ini, bulan ini dan di Bandar ini (Makkah dan sekitarnya).
أَلَا كُلُّ شَيْءٍ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ تَحْتَ قَدَمَيَّ مَوْضُوعٌ وَدِمَاءُ الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعَةٌ وَإِنَّ أَوَّلَ دَمٍ أَضَعُ مِنْ دِمَائِنَا دَمُ ابْنِ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ كَانَ مُسْتَرْضِعًا فِي بَنِي سَعْدٍ فَقَتَلَتْهُ هُذَيْلٌ
3) Sesiapa yang memegang amanah maka hendaklah dikembalikan amanah tersebut kepada tuannya. Ingatlah segala amalan jahiliyyah telah berada di bawah tapak kakiku (telah dihapuskan)Tuntutan hutang darah pada zaman jahiliyyah (sebelum Islam) telah diampunkan. Tuntutan darah yang pertama telahku batalkan ialah darah Ibn Rabi'ah bin al-Haris yang disusukan oleh Bani Sa'ad kemudian telah dibunuh oleh Huzail.
Ketiga-tiga pesanan ini Nabi s.a.w persiapkan untuk para pemimpin dan pemegang amanah khasnya. Kepada para pimpinan tak kira samada di peringkat tertinggi, pimpinan mahupun ketua di pejabat atau syarikat, pemimpin dalam kelompok masyarakat atau pemimpin dalam institusi keluarga. Anda adalah tunjang kepada mereka yang dipimpin. Ini adalah kerana kebaikan dan keperibadian mereka yang di bawah jagaan kita punya keterikatan dengan tindak tanduk kita.
Telah dikatakan dalam sebuah khabar / athar : الناس على دين ملوكهم
"Manusia adalah berdasarkan agama (cara hidup) pemimpinnya".
Kata-kata ini telah dihuraikan oleh Dr Salman Audah: الناس على دين إعلامهم "Manusia mengikut aliran iklam (media massa) mereka".
Justeru, pimpinlah manusia dengan aturan dan panduan dari Allah Azza wa Jalla. Ingatlah kebenaran harus diutamakan walaupun berkaitan darah daging sendiri. Lihatlah betapa luhurnya Nabi s.a.w dalam menghapuskan sesuatu yang besar walaupun berkaitan dengan keluarganya sendiri. Keperibadian inilah yang diikuti dan diteladani oleh para khulafa' zaman kegemilangan Islam yang melayakkan mereka memperoleh kemenangan dan bantuan Tuhan.
Begitu jualah dengan segala amalan-amalan yang bersifat jahiliyyah samada datang dalam bentuk perbuatan, perhiasan, pakaian dan apa jua bentuk amalan dan tradisi. Janganlah kita cemari pahala dan keampunan yang telah diperolehi dalam Haji ini terutama di Hari Arafah ini dengan kembali kepada kejahilan. Kepada para muslimat. Anda lihatlah wajah anda kini, aurat yang anda tutup pada hari ini kerana Allah. Maka inilah juga yang sewajarnya kekal selepas menunaikan ibadah Haji dihias pula dengan akhlak yang bersemi dengan bunga-bunga al-Haya' (sifat malu dan tertib) serta keperibadian unggul ciri-ciri wanita muslim.
Begitu juga dengan sifat dendam yang mungkin tersemat dalam hati yang tidak berkesudahan. Siramilah ia dengan air mata keinsafan agar ia terus padam dan digantikan dengan kemaafan dan kemanisan ukhuwwah. Firman Allah Ta'ala dalam surah Fussilat ayat ke 34 :
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
Ertinya : "Bertoleransilah dengan yang lebih baik. Maka segala (permusuhan atau dendam) yang berlaku antara kamu dengan satu pihak yang lain akan menjadi seolah-olah teman yang paling rapat."
معاشر الحجاج ضيوف بيت الله رحمكم الله
Seterusnya Nabi Muhammad s.a.w meneruskan lagi khutbahnya dengan sabdanya :
وَرِبَا الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ وَأَوَّلُ رِبًا أَضَعُ رِبَانَا رِبَا عَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَإِنَّهُ مَوْضُوعٌ كُلُّهُ
4) Riba adalah haram dan aku memulainya dengan membatalkan riba yang diterima oleh Abbas bin Abdul Mutallib. Sesungguhnya ia dihapuskan semuanya secara keseluruhannya.
Perhatikan sejenak kenyataan Rasulullah s.a.w ini. Ingatilah bahawasanya Allah s.w.t berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 278-279 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَذَرُوا۟ مَا بَقِىَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
فإن لَّمْ تَفْعَلُوا۟ فَأْذَنُوا۟ بِحَرْبٍۢ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَٰلِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُون
Ertinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kamu kepada Allah dan tinggalkanlah segala bentuk-bentuk riba jika benar kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak melakukannya sesungguhnya kamu telah mengisytiharkan peperangan dengan Allah dan RasulNya. Jika kamu bertaubat, maka ambillah modalnya (pokok harta tersebut) dan kamu tidak menzalimi dan dizalimi."
Oleh itu, perhatikanlah harta benda kita dan sumber rezeki kita. Periksa semua jenis harta, simpanan, pelaburan, saham, perniagaan, hartanah dan seumpamanya. Pastikan semuanya bebas dari riba. Jika masih belum, setelah pulang nanti pastikan semuanya ditukar dan diuruskan sesuai dengan kehendak syariat. Sistem kewangan dan perbankan Islam sentiasa menanti untuk memberi khidmat yang terbaik dan pastinya patuh syariah demi kesejahteraan dunia dan akhirat. Bertaubatlah! Jangan biarkan harta benda kita terus-terusan dijadikan alatan untuk kita berperang dengan Allah Ta'ala dan Rasulnya kerana masih terikat dengan riba dan sistemnya.
Nabi s.a.w berpesan dengan khutbahnya lagi :
فَاتَّقُوا اللَّهَ فِي النِّسَاءِ فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوهُنَّ بِأَمَانِ اللَّهِ وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللَّهِ وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ أَنْ لَا يُوطِئْنَ فُرُشَكُمْ أَحَدًا تَكْرَهُونَهُ
فَإِن فَعَلْنَ ذَلِكَ فَاضْرِبُوهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ وَلَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
5) Wahai manusia! Takutilah Allah s.w.t dalam urusan berkaitan dengan wanita. Sesungguhnya kamu telah mengambil mereka sebagai amanah daripada Allah s.w.t dan mereka telah dihalalkan kepada kamu dengan kalimat Allah. Wajib ke atas mereka untuk menjaga kehormatan kamu dan menjaga diri daripada melakukan perbuatan buruk. Jika mereka lakukannya maka kamu berhak untuk menghukum mereka, tapi bukanlah dengan pukulan yang mencederakan. Jika isteri-isteri kamu setia dan jujur terhadap kamu, maka wajib bagi kamu menjaga makan dan pakai mereka dengan baik.
Semua orang muslim adalah bersaudara. Oleh itu, tidak halal bagi seorang muslim mengambil harta orang lain kecuali setelah mendapat kebenaran dari tuannya.
Kepada pemimpin keluarga, hargailah keluargamu yang dikasihi. Kepada para suami, jangan lupakan yang anda punya isteri dan juga mungkin sudah punya zuriat yang perlu dijaga dengan amanah Allah. Rawatilah penyakit bersosial tanpa prinsip dengan ubat iman dan kejujuran serta rawatan keinsafan dengan mengingatkan yang anda sebenarnya telah berjanji untuk menjaga hati mereka dengan akad di atas nama Tuhan. Jika benar anda ingin menambah tanggungjawab, silakanlah untuk menyatakan hasrat anda secara terbuka dan selepas itu nilaikan dengan jujur apakah anda mampu melakukannya. Ia bukan sekadar diukur berdasarkan kemampuan nafsu tetapi ukuran kemampuan menanggung amanah Allah dengan tarbiah dan bimbingan.
Kepada para isteri juga perlu ingat dan waspada. Syaitan sentiasa menggoda untuk manusia menghancurkan ikatan suci yang terbina atas janji kepada Ilahi. Jagalah kehormatan anda dan akhlak anda yang sudah bergelar isteri. Jangan terperangkap dalam masa ilusi sewaktu anda masih bergelar 'bunga yang belum disunting' dan hiduplah dengan masa realiti yang perlu ditangani dengan kebijakan emosi dan akhlak murni dihiasi iman yang tinggi seorang serikandi muslimah. Anda adalah wirawati keluarga mithali. Tidak dilupakan khasnya buat mereka yang masih menunggu masa untuk berumahtangga. Jagalah akhlak dan peribadi, awasi tingkah dan gerak langkah. Ingat, wanita juga adalah salah satu dari panahan iblis. Janganlah anda menjadi penambah bilangan kepada jumlahnya, samada menerusi laman-laman sosial seperti facebook dsb.
Kepada semua yang cintakan kekayaan dan harta. Awasi agar harta anda bersih dari memakan yang bukan haknya dalam semua aspek.
Nabi s.a.w bersabda lagi :
وَقَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنْ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابُ اللَّهِ وسنتي
6) Janganlah kamu kembali menjadi kafir selepas pemergianku dengan sebahagian dari kamu memerangi sebahgaian yang lain. Aku telah tinggalkan kepada kamu satu panduan, jika kamu berpegang kepadanya dan ajarannya maka kamu tidak akan sesat selama-lamanya. Itulah kitab Allah dan sunnah NabiNya.
7) Wahai manusia! Sesungguhnya tidak ada lagi nabi selepasku dan tiada lagi umat selepas kamu. Maka aku menyeru agar aku menyembah Allah s.w.t tuhan kamu dan menunaikan solat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengeluarkan zakat hartamu dengan penuh kerelaan. Kerjakanlah jua haji ke Rumah Suci Tuhanmu (ka'abah) dan dengan itu kamu bakal menghuni syurga Tuhanmu.
8)Tuhan kamu adalah Esa. Datuk kamu pula satu, kamu semua berasal daripada Adam dan Adam berasal daripada tanah. Orang yang terbaik di kalangan kamu adalah mereka yang paling bertaqwa kepada Allah s.w.t. Tidak ada kelebihan bagi bangsa Arab atau bangsa lain kecuali dengan taqwa.
9) Allah s.w.t telah menetapkan hak menerima pusaka kepada keluarga si mati. Oleh itu tidak boleh membuat wasiat kepada ahli waris penerima pusaka. Sesungguhnya laknat Allah ke atas sesiapa yang mengaku sebagai bapa kepada bukan anaknya yang sebenar, juga akan menerima laknat daripada para malaikat dan seluruh manusia.
Tiada panduan yang sehebat al-Quran dan al-Sunnah yang mampu menyelamatkan manusia dari kesesatan dan mara bahaya. Seruan melaksanakan solat, tuntutan berzakat kepada yang berhak agar yang tertunai diterima dan yang tinggal dipelihara. Tunaikan Haji dengan niat yang tulus suci mengharap redha Ilahi. Kepada pewaris harta, pemiliknya dan pencarinya. Dahulukanlah hak Allah dalam setiap yang diperolehi. Jauhilah segala bentuk riba dan bentuknya yang sentiasa memperdayakan. Ingatlah, bukan banyak yang dicari, tetapi barakah yang diperolehi itulah matlamat hakiki.
Nabi s.a.w mengakhiri khutbahnya dengan berkata :
Kemudian kamu semua bakal ditanya tentang diriku, maka apakah yang bakal kamu perkatakan? Kami menjawab : "Kami bersaksi bahawasanya tuan telah menyampaikan dan menyempurnakan risalahmu."
Lantas Baginda s.a.w mengangkat tangannya ke langit seraya menurunkannya ke arah orang ramai lalu berkata sebanyak tiga kali : "Ya Allah! Saksikanlah."
معاشر الحجاج ضيوف الرحمن رحمكم الله
Wahai hati-hati yang punya iman! Berlarilah kepada memeluk keampunan dari Tuhan. Jangan biarkan waktu mustajab doa di Arafah ini berlalu pergi tanpa dimanfaati. Mengadulah, pohonlah dan munajatlah kepada Allah semahu-mahunya dan alirkanlah air mata keinsafan yang datang dari taubat yang tulus dari hati yang mahu kembali kepada fitrahnya umpama anak yang baru dilahirkan oleh ibunya.
Firman Allah swt dalam Surah Aali 'Imran:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (135) أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (136
Oleh: Abu Fatih Al-Mubaraki.

Doa waktu pagi dan petang

Tuesday, April 26, 2011

Gerak Jari

Apakah ini pilihan Kita...AllahuKhabar

MalaysiaKini : ISLAM l CAIRO - A MAJORITY of Egyptians believe laws in their country should observe the teachings of Islam's holy book, the Quran, according to the results of an opinion poll by a US-based research center.

The results also show that Egyptians, who have shifted toward religious conservatism over the past 40 or so years, are open to the inclusion of religious parties in future governments. Only a minority, however, sympathise with fundamentalist religious parties, according to the results.


Overall, the results of the poll paint a picture of Egyptians as a people who prefer religious moderation over extremism and prize democratic values even if they come at the risk of some political instability.

The poll results were released on Monday and come five months ahead of legislative elections, the first since the February ouster of longtime authoritarian leader Hosni Mubarak.

Islamic parties are expected to make a significant showing in the crucial vote, with 50 per cent of people saying it was 'very important' for religious parties to be part of a future government and as much 37 per cent have a 'very favourable' view of the Muslim Brotherhood, the country's largest and best organised Islamic group.

Another 62 per cent of Egyptians believe laws in their country should strictly follow the teachings of the Quran, though 27 per cent thought it was enough that the laws reflect Islam's general values and principles. -- AP

Pages

Panduan haji